"Usai" sebuah cerpen

Aku mendengar alunan lagu berbahasa Jepang dengan judul "For Lovers" yang dinyanyikan oleh Lamp. Enam belas foto dalam postingan itu aku geser perlahan, meneliti satu demi satu gambar; melihat dia. Kisah yang tidak pernah dimulai itu sudah lama usang, lapuk dan tidak terurus. Hanya menjadi guyonan dan candaan ketika malam sudah suntuk dan obrolan kehilangan duduk perkaranya, setidaknya bagi diriku. Sudah lima kali potongan lagu berdurasi 1 menit itu kudengar; masih belum bosan. Masih belum selesai mengenang kisah yang tidak pernah ada ceritanya, seolah tidak ikhlas padahal sudah jauh lama melepaskan.

Usai.

Rasa sedihku sudah usai 9 tahun lalu, ketika cerpen tentangnya sudah kukumpulkan untuk tugas mengarang Bahasa Indonesia di kelas IX. Kisah tentangnya sudah kupermak sana sini agar rapi dan kujual di setiap lingkar pertemanan yang aku ikuti. Teman-temanku akan riuh tertawa dan merasa iba; aku tersenyum. Cerita tentangnya menjadi debut suksesku sebagai pendongeng handal, setidaknya selama aku sekolah menengah.

Lalu apa?

Saat ini aku tersenyum lagi mengamati foto-foto yang dia ambil bersama kekasih tercintanya. Pada takarir videonya, ia tuliskan betapa ia menyayangi gadis itu; menghargai waktu yang dihabiskan bersamanya. 

"Gaya banget. Belum juga nikah."

Isi pikiranku busuk sekali. Sempat-sempatnya julid pada kisah dua sejoli yang tanggal jadiannya masih aku ingat sampai saat ini. Hari Pahlawan bagiku sudah tidak lagi sama, itu juga hari patah hati pertamaku di sekolah menengah pertama. Hari pertama masuk kelas, suasana sepi namun hatiku berisik. Pacarnya mengutarakan kabar gembira, aku memasang ekspresi paling ceria meskipun hati terasa luluh lantak.

Usai.

Kisah sedihku sudah usai 9 tahun lalu, ketika postingan mesra mereka lewat berandaku malam ini. Aku masih memandangi foto mereka ngedate di Sea World, dengan lagu manis berbahasa Jepang itu. Sudah diulang 6 kali, aku akhirnya beranikan diri untuk menggesernya ke arah atas. Postingan itu pun hilang, tergantikan dengan seorang perempuan berbaju minim yang tengah melakukan singkronisasi bibir dengan lagu "Garam dan Madu"

"... malam chaos ini
kuterasa sepi..
tak mau sendiri..
i need you here with me..
aku pilih madu,
manis kayak kamu..."

Usai.
Ya... kisahnya sudah usai.

Apakah kamu mampu melepaskan? Apakah kamu siap merelakan? Bukankah semua pertanyaan itu bisa kamu jawab dengan kekuatan sendiri?

Kisahku sudah usai. Memulai yang baru mungkin aku akan siap ketika hilang rasa ragu.

23022025

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Janji

Jujur, Ini Amat Sulit - Bagian 2